TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN
NAMA :
SITI UMROH
NIM :
2227130538
KELAS : 3B PGSD
TUJUAN PENDIDIKAN NILAI
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan proses pendewasaan diri manusia dalam hal ilmu maupun moral. Oleh
sebab itu pendidikan tidak terlepas dari komponen-komponen yang ada di
dalamnya. Banyaknya permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dan
permasalahan dalam pendidikan karena, apa yang dilakukan dan apa yang
dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan karena seorang pendidik tidak
menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang menjadi kemampuan,
sehingga apa yang menjadi tujuan tidak tercapai, desain, proses, dan hasil
harus dilaksanakan supaya mendapat hasil yang memuaskan. Banyaknya masyarakat
yang tidak puas dengan hasil pendidikan pada saat sekarang ini walaupun ada
juga sebagaian masyarakat merasakannya, dan juga menyatakan kepuasannya
pendidikan pada saat ini tetapi lebih besar ketidak puasan dengan pendidikan
pada saat ini. Contohnya banyak terjadinya tindakan kriminal yang terjadi bukan
hanya dilakukan oleh orang yang bodoh tetapi ironisnya tindakan
prilaku tersebut adalah yang melakukan orang yang pandai tetapi tidak
benar nilai moralnya, dan banyak lagi tidakan amoral yang dilakukan oleh masyarakat,
perbuatan ini bukan semata-mata tidak mengetahui tetapi tidak memhami dan
menghayati serta mengamalkan isi pesan tersebut.
A.
Tujuan Pendidikan Nilai
Pengertian tujuan pendidikan Nilai
1.
Tujuan
Tujuan
adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajar suatu pokok atau
subpokok bahasan yang sudah ditencanakan. Dalam buku lain dijelaskan tujuan
adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan seperti
SD,SM,dan universitas yang harus sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Jadi
tujuan yang penulis maksud sesuatu yang hendak dicapai setelah mengajar suatu
pokok bahasan atau sub bahasan yang telah direncanakan oleh seorang pendidik
ataupun guru formal atau non formal sehingga sehingga terjadinya perubahan pada
anak didik atau siswa dalam hal intelegensi maupun moral, sopan santun,
ataupun akhlak.
2.
Pendidikan
Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara
adekwat dalam kehidupan masyarakat.
3.
Nilai
Nilai adalah
gambaran tentang sesuatu yang indah dan menarik, yang mempesona, yang
menakjubkan, yang membuat bahagia, senang dan merupakan sesuatu yang
mernjadikan seseorang atau kelompok.
Dari pengertian diatas suatu
tujuan dari pendidikan nilai adalah suatu sasaran, tujuan, ataupun sesuatu yang
akan di capai dalam proses pentransperan ilmu yang memungkinkan perubahan
tingkah laku, atau perbuatan yang mengarah kebaikan dalam pandangan hukum
manusia dan tuhan(Allah.swt) prilaku atau moral sebagai sasaran utama dari
tujuan pendidikan Nasional maupun matapelajaran yang selalu diusahakan oleh
seorang guru. Dalam mengelola materi pelajaran, metode, alat, bahan ajar
sehingga peserta didik merasa nyaman, senang dalam mengikuti pelajaran sehinnga
apa yang dicita-citakan oleh semua pihak tercapai yaitu menjadinya manusia yang
berahlak mulia seperti tugas nabi Muhammad saw diutus kemuka bumi hanya lah untuk
menyempurnakan ahlak.
B.
Hakekat Pendidikan Nilai
Nilai
merupakan suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang bersifat
tersembunyi, nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan
buruk indah dan tidak indah dan lain sebagainya. Dengan demikian pendidikan
nilai pada hakikatnya proses penanaman nilai kepada peserta didik yang
diharapkan, oleh karena itu siswa dapat berprilaku sesuai dengan pandangan yang
dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
tersebut. Kalau berbicara tentang pendidikan tentu tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan tentunya banyak sekali keterkaitan antara satu
dengan yang lain dengan berbagai unsure komplek yang membangun pendidikan
tersebut. Unsure penentu dalam mencapai tujuan itu diantaranya kebijakan
pemerintah kurikulum, guru(ini merupakan ujung tombak penentu tercapai tujuan
pendidikan) peserta didik dan tingkat kedewasaan, yang sesuai dengan usiadan
tingkat pendidikan serta infra struktur belajar berupa ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai. Dari sekian banyak unsur pendukung tersebut
pada hakikatnya bermuara pada tujuan pendidikan nasional yang dimuat dalam
undang-undang RI tentang system pendidikan Nasional atau UUSPN 28 Agustus 2003
memuat tujuan menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, kerja keras, mandiri, estetis
berilmu, kreatif, produktif, mampu bersaing, cakap, demokratis memiliki wawasan
keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab sosial,
dan memiliki semangat kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(pasal 4, UUSPN, 28 Agustus 2003)
C.
Komponen Tujuan Pandidikan Nilai
Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara
kekuatan dalam kehidupan masyarakat. Setelah membahas pengertian pendidikan,
timbullah pemikiran tentang hal-hal apa yang terdapat didalam proses
pendidikan. Perhatian pada proses terjadinya pendidikan mengarah pada pemikiran
tentang komponen-komponen pendidikan. Komponen merupakan bagian dari suatu
system yang memiliki peran dalam berlangsungnya suatu proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ada komponen tersebut adalah; kurikulum pendidikan,
paket instruksi, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, metode pendidikan,
peserta, evaluasi pendidikan, anggaran pendidikan, fasilitas pendidikan. Oleh
sebab itu untuk mencapai tujuan pendidikan perlu adanya kerjasama dengan
berbagai komponen pendidikan dari sekian banyak komponen pendidikan
dibahas yang berasal dari siswa, sebagai penentu untuk mencapai tujuan
pendidikan, faktor belajar siswa mempunyai peranan yang tinggi factor tesebut
diantaranya adalah factor intern dan interen
1.
Fakor intern
Dalam membicarakan factor intern
akan dibahas tiga factor yaitu factor jasmaniah, factor psikologis, dan factor
kelelahan.
a.
Faktor jasmaniah
Sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan serta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Proses belajar akan
terganggu apabila kesehatan seseorang terganggu, agar anak didik dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan baukan hanya jasmaniahnya
lebih-lebih rohaniyahnya. Agar kesehatan tetap terjamin seseorang harus
melakukan ketentuan-ketentuan seperti, bekerja, belajar, istirahat, tidur,
makan, rekreasi, dan ibadah.
b.
Faktor psikologis
Paling tidak ada tujuh factor yang
tergolong ke dalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar. Factor-faktor
itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kelelahan. Semua faktor ini sangat mempengaruhi belajar.
c.
Faktor kelelahan
Kelelahan pada seorang walaupun
sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmaniah dan kelelahan rohaniah(bersifat psikis)
2.
Faktor ekstern
Faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokan sebagai berikut.1 faktor
keluarga, 2.faktor sekolah, 3.faktor masyarakat. ketiga factor diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:
a.
Faktor keluarga
Siswa yang mengikuti belajar akan
mendapat pengaruh dari keluarga dari cara orang tua mendidik, kerja sama antar
keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi keluarga
b.
Faktor sekolah
Faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar ini mencakup metode, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplis sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar,dan tugas rumah.
c.
Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern
yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Factor tersebut karena keberadaan
siswa dalam masyarakat.
D.
Siapa, Dimana, Kapan Dan bagimana Mengajar Nilai
Orang tua
sangat mengandalkan, menuntut dan mengharapkan bahwa seorang guru, ustadz, para
kiyai, Pembina, dan lain-laindapat menggantikan orang tua dalam menanamkan dan
mengembangkan nilai moral dan system Nilai pada anak-anak mereka, namun orang
tua kurang menyadari mereka hanya sebentar bergaul dengan para pendidik, para
kiyai, ustadz. Sementara itu nilai yang diajarkan oleh para guru harus didukung
oleh suasana yang kondusif dari orang tua yang sebagai lingkungan pendidikan
yang pertama dalam penanaman nilai. Dan apabila ingin pendidikan nilai
berhasil, hendaknya komponen satu dengan yang lain saling mendukung
bukan sebaliknya, sebagai contoh, di sekolah pendidik mengajarkan agar siswanya
berbuat jujur, tetapi orang tua dirumah mengajarkan;Nak! Nanti kalau ada
telepon katakana bahwa ibu tidak ada dirumah”, padahal pada saat itu ibunya ada
di rumah. Kalau hal itu terjadi adalah kekecewaan dari semua pihak. Oleh karena
itu pendidikan nilai merupakan tugas orang tua, lebih-lebih bagi seorang ibu
yang setiap hari anak selalu bersamanya, para pendidik dan masyarakat
untuk bekerja sama secara terpadu.
Berbicara
tentang kapan mengajar nilai Bull(1969) menyatakan ada empat tahap perkembangan
nilai yang dialalui seseorang. Pertama,tahap anatomi yaitu tahap nilai
baru merupakan potensi yang siap dikembangkan.kedua,herteronomi tahap
niali berpotensial yang dikembang melalui aturan dan disiplin. Ketiga,tahap
sosionomi yaitu tahap berkembang ditangah teman sebaya dan masyarakat. Keempat,tahap
otonomi yaitu nilai mengisi dan mengendalikan kata hati dan kemauan
kebebasannya tampa tekanan dari sekelilingnya.
Mengingat
nilai itu berkembang melalui taahapan-tahapan perkembangan anak dan lingkungan
yang mana anak memiliki hak dalam mengembangkan diri maka oleh karena itu
hendaknya diberikan sejak dini, sekarang dan setiap waktu serta terus menerus,
untuk mengajarkan nilai kepada anak sampai mereka dapat memilah dan memilih
system nilai mereka sendiri.
Pendidikan
bisa tercapai apa yang dicita-citakan sebagai tujuan semua pendidik, maka
perlunya suatu cara ataupu metode yang sesuai dengan materi ajar beberapa
cara sebagai berikut:
1.
pemberian contoh
2.
Latihan/pembiasaan
3.
Umpan balik
4.
Dan tindak lanjut.
Langkah-langkah diatas tidak selalu
harus berurutan tetapi bagaimana seorang pendidik mencari kesesuaian denngan
materi yang diajarkan pada saat itu. Sehingga yang menjadi tujuan pendidikan
dapat tercapai.
Kesimpulan
Suatu pendidikan tidak terlepas dari
semua komponen pendidikan yang satu dengan yang lainnya karena semua itu bagian
suatu bagian system yang harus berjalan secara sistematis dan harmonis,
seandainya satu bagian itu tidak ada mengakibatkan ketidak harmonisan yang
dirasakan, tidak satu komponen lebih-lebih semua kompone-komponen pendidikan
lainnya.
Begitu halnya dengan tujuan
pendidikan yang dibahas pada makalah ini, dari sekian banyak pakar ilmu ataupun
pemikir pendidikan yang memberikan pendapatnya tentang tujuan pendidikan
seperti yang dijelaskan diatas semua itu bermuara pada pembentukan moral
ataupun ahlak, budi pekerti kepada manusia lebih-lebih pada sang Pencipta Jagat
Raya. Tetapi sangat sedikit siswa maupun seorang pendidik mempedulikan tujuan
pendidikan nilai kepada Sang Maha Agung yakni Allah.SWT
Sumber
S. Nasution, Kurikulum dan
Pengajaran, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1999
http//www.komponen-komponen pendidikan.html.
http://assholeh-nursoleh.blogspot.com/2011/05/tujuan-pendidikan-nilai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar