Sabtu, 20 Desember 2014

tujuan pendidikan nilai (TUGAS FILSAFAT 8)



TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN
NAMA                   : SITI UMROH
NIM                       : 2227130538
KELAS                  : 3B PGSD


TUJUAN PENDIDIKAN NILAI

 Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia dalam hal ilmu maupun moral. Oleh sebab itu pendidikan tidak terlepas dari komponen-komponen yang ada di dalamnya. Banyaknya permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dan permasalahan dalam pendidikan karena, apa yang dilakukan dan apa yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan karena seorang pendidik tidak menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang menjadi kemampuan, sehingga apa yang menjadi tujuan tidak tercapai, desain, proses, dan hasil harus dilaksanakan supaya mendapat hasil yang memuaskan. Banyaknya masyarakat yang tidak puas dengan hasil pendidikan pada saat sekarang ini walaupun ada juga sebagaian masyarakat merasakannya, dan juga  menyatakan kepuasannya pendidikan pada saat ini tetapi lebih besar ketidak puasan dengan pendidikan pada saat ini. Contohnya banyak terjadinya tindakan kriminal yang terjadi bukan hanya  dilakukan oleh  orang yang bodoh tetapi ironisnya tindakan prilaku tersebut  adalah yang melakukan orang yang pandai tetapi tidak benar nilai moralnya, dan banyak lagi tidakan amoral yang dilakukan oleh masyarakat, perbuatan ini bukan semata-mata tidak mengetahui tetapi tidak memhami dan menghayati serta mengamalkan isi pesan tersebut.


A.    Tujuan Pendidikan Nilai
Pengertian tujuan pendidikan Nilai
1.      Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang ingin  dicapai setelah mengajar suatu pokok atau subpokok bahasan yang sudah ditencanakan. Dalam buku lain dijelaskan tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan seperti SD,SM,dan universitas yang harus sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Jadi tujuan yang penulis maksud sesuatu yang hendak dicapai setelah mengajar suatu pokok bahasan atau sub bahasan yang telah direncanakan oleh seorang pendidik ataupun guru formal atau non formal sehingga sehingga terjadinya perubahan pada anak didik atau  siswa dalam hal intelegensi maupun moral, sopan santun, ataupun akhlak.

2.      Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.

3.      Nilai
Nilai adalah gambaran tentang sesuatu  yang indah dan menarik, yang mempesona, yang menakjubkan, yang membuat bahagia, senang dan merupakan sesuatu yang mernjadikan seseorang atau kelompok.
Dari  pengertian diatas suatu tujuan dari pendidikan nilai adalah suatu sasaran, tujuan, ataupun sesuatu yang akan di capai dalam proses pentransperan ilmu yang memungkinkan perubahan tingkah laku, atau perbuatan yang mengarah kebaikan dalam pandangan hukum manusia dan tuhan(Allah.swt) prilaku atau moral sebagai sasaran utama dari tujuan pendidikan Nasional maupun matapelajaran yang selalu diusahakan oleh seorang guru. Dalam mengelola materi pelajaran, metode, alat, bahan ajar sehingga peserta didik merasa nyaman, senang dalam mengikuti pelajaran sehinnga apa yang dicita-citakan oleh semua pihak tercapai yaitu menjadinya manusia yang berahlak mulia seperti tugas nabi Muhammad saw diutus kemuka bumi hanya lah untuk menyempurnakan ahlak.

B.     Hakekat Pendidikan Nilai
Nilai merupakan suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang bersifat tersembunyi, nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk indah dan tidak indah dan lain sebagainya. Dengan demikian pendidikan nilai pada hakikatnya proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan, oleh karena itu siswa dapat berprilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat tersebut. Kalau berbicara tentang pendidikan tentu tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan tentunya banyak sekali keterkaitan antara satu dengan yang lain dengan berbagai unsure komplek yang membangun pendidikan tersebut.  Unsure penentu dalam mencapai tujuan itu diantaranya kebijakan pemerintah kurikulum, guru(ini merupakan ujung tombak penentu tercapai tujuan pendidikan) peserta didik dan tingkat kedewasaan, yang sesuai dengan usiadan tingkat pendidikan serta infra struktur belajar berupa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dari sekian banyak unsur pendukung tersebut pada hakikatnya bermuara pada tujuan pendidikan nasional yang dimuat dalam undang-undang RI tentang system pendidikan Nasional atau UUSPN 28 Agustus 2003 memuat tujuan menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, kerja keras, mandiri, estetis berilmu, kreatif, produktif, mampu bersaing, cakap, demokratis memiliki wawasan keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab sosial, dan memiliki semangat kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (pasal 4, UUSPN, 28 Agustus 2003)
C.    Komponen Tujuan Pandidikan Nilai
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kekuatan dalam kehidupan masyarakat. Setelah membahas pengertian pendidikan, timbullah pemikiran tentang hal-hal apa yang terdapat didalam proses pendidikan. Perhatian pada proses terjadinya pendidikan mengarah pada pemikiran tentang komponen-komponen pendidikan. Komponen merupakan bagian dari suatu system yang  memiliki peran dalam berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada komponen tersebut adalah; kurikulum pendidikan, paket instruksi, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, metode pendidikan, peserta, evaluasi pendidikan, anggaran pendidikan, fasilitas pendidikan. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan pendidikan perlu adanya kerjasama dengan berbagai komponen pendidikan dari sekian banyak  komponen pendidikan dibahas yang berasal dari siswa, sebagai penentu  untuk mencapai tujuan pendidikan, faktor belajar siswa mempunyai peranan yang tinggi factor tesebut diantaranya adalah factor intern dan interen
1.      Fakor intern
Dalam membicarakan factor intern akan dibahas tiga factor yaitu factor jasmaniah, factor psikologis, dan factor kelelahan.
a.       Faktor jasmaniah
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu apabila kesehatan seseorang terganggu, agar anak didik dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan baukan hanya jasmaniahnya lebih-lebih rohaniyahnya. Agar kesehatan tetap terjamin seseorang harus melakukan ketentuan-ketentuan seperti, bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, rekreasi, dan ibadah.
b.      Faktor psikologis
Paling tidak ada tujuh factor yang tergolong ke dalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar. Factor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. Semua faktor ini sangat mempengaruhi belajar.
c.       Faktor kelelahan
Kelelahan pada seorang walaupun sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmaniah dan kelelahan rohaniah(bersifat psikis)
2.      Faktor ekstern
Faktor  ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokan sebagai berikut.1 faktor keluarga, 2.faktor sekolah, 3.faktor masyarakat. ketiga factor diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Faktor keluarga
Siswa yang mengikuti belajar akan mendapat pengaruh dari keluarga dari cara orang tua mendidik, kerja sama antar keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi keluarga
b.      Faktor sekolah
Faktor  sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplis sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar,dan tugas rumah.
c.       Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Factor tersebut karena keberadaan siswa dalam masyarakat.


D.    Siapa, Dimana, Kapan Dan bagimana Mengajar Nilai
Orang tua sangat mengandalkan, menuntut dan mengharapkan bahwa seorang guru, ustadz, para kiyai, Pembina, dan lain-laindapat menggantikan orang tua dalam menanamkan dan mengembangkan nilai moral dan system Nilai pada anak-anak mereka, namun orang tua kurang menyadari mereka hanya sebentar bergaul dengan para pendidik, para kiyai, ustadz. Sementara itu nilai yang diajarkan oleh para guru harus didukung oleh suasana yang kondusif dari orang tua yang sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dalam penanaman nilai. Dan apabila ingin pendidikan nilai berhasil, hendaknya   komponen satu dengan yang lain saling mendukung bukan sebaliknya, sebagai contoh, di sekolah pendidik mengajarkan agar siswanya berbuat jujur, tetapi orang tua dirumah mengajarkan;Nak! Nanti kalau ada telepon katakana bahwa ibu tidak ada dirumah”, padahal pada saat itu ibunya ada di rumah. Kalau hal itu terjadi adalah kekecewaan dari semua pihak. Oleh karena itu pendidikan nilai merupakan tugas orang tua, lebih-lebih bagi seorang ibu yang setiap  hari anak selalu bersamanya, para pendidik dan masyarakat untuk bekerja sama secara terpadu.

Berbicara tentang kapan mengajar nilai Bull(1969) menyatakan ada empat tahap perkembangan nilai yang dialalui seseorang. Pertama,tahap anatomi yaitu tahap nilai baru merupakan potensi yang siap dikembangkan.kedua,herteronomi tahap niali berpotensial yang dikembang  melalui aturan dan disiplin. Ketiga,tahap sosionomi yaitu tahap berkembang ditangah teman sebaya dan masyarakat. Keempat,tahap otonomi yaitu nilai mengisi dan mengendalikan kata hati dan kemauan kebebasannya tampa tekanan dari sekelilingnya.
Mengingat nilai itu berkembang melalui taahapan-tahapan perkembangan anak dan lingkungan yang mana anak memiliki hak dalam mengembangkan diri maka oleh karena itu hendaknya diberikan sejak dini, sekarang dan setiap waktu serta terus menerus, untuk mengajarkan nilai kepada anak sampai mereka dapat memilah dan memilih system nilai mereka sendiri.
Pendidikan bisa tercapai apa yang dicita-citakan sebagai tujuan semua pendidik, maka perlunya suatu cara ataupu metode yang sesuai dengan materi ajar beberapa cara  sebagai berikut:
1.       pemberian contoh
2.      Latihan/pembiasaan
3.      Umpan balik
4.      Dan tindak lanjut.
Langkah-langkah diatas tidak selalu harus berurutan tetapi bagaimana seorang pendidik mencari kesesuaian denngan materi yang diajarkan pada saat itu. Sehingga yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai.



Kesimpulan
Suatu pendidikan tidak terlepas dari semua komponen pendidikan yang satu dengan yang lainnya karena semua itu bagian suatu bagian system yang harus berjalan secara sistematis dan harmonis, seandainya satu bagian itu tidak ada mengakibatkan ketidak harmonisan yang dirasakan, tidak satu komponen lebih-lebih semua kompone-komponen pendidikan lainnya.
Begitu halnya dengan tujuan pendidikan yang dibahas pada makalah ini, dari sekian banyak pakar ilmu ataupun pemikir pendidikan yang memberikan pendapatnya tentang tujuan pendidikan seperti yang dijelaskan diatas semua itu bermuara pada pembentukan moral ataupun ahlak, budi pekerti kepada manusia lebih-lebih pada sang Pencipta Jagat Raya. Tetapi sangat sedikit siswa maupun seorang pendidik mempedulikan tujuan pendidikan nilai kepada Sang Maha Agung yakni Allah.SWT

Sumber

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1999
http//www.komponen-komponen pendidikan.html.
http://assholeh-nursoleh.blogspot.com/2011/05/tujuan-pendidikan-nilai.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar